punya yuli......

Minggu, 19 Desember 2010

“Coretan 100 Target”

Kicauan burung dipagi hari disambut hangat udara sejuk yang menyelimuti kalbu. Selimut tersingkap hingga ranjang dan kasur pun mulai kesepian dengan perginya sang teman malamnya. Semua terbangun dari lelap tidurnya. Menyambut mentari memulai menjalani hari. Senyum terlihat dimana-mana, semua menikmati kegiatan hari ini dengan penuh kegembiraan. Tak tampak lagi kesedihan pada wajah-wajah lugu mereka. Semua hidup tentram, aman, damai, dan makmur di negeri tercinta ini.
“Kring…….kring……kring…….”
Suara alarm Handphone membangunkanku dari tidur lelap semalam tadi. Mimpi indah yang terangkai semoga bisa menjadi kenyataan untuk negeriku ini. Segera aku bangun dan berwudhu’ untuk melaksanakan sholat subuh. Seusai sholat subuh aku berangkat menuju kampus. Tak pernah lepas dalam pikiranku, bagaimana caranya agar bisa bermanfaat untuk orang lain, agar bisa berguna bagi negeri ini, berguna bagi agama, serta menjadi kebanggan keluarga. Di kampus aku diajarkan untuk menjadi seorang entrepreneur, agar setidaknya bisa menciptakan lapangan kerja untuk orang lain tidak hanya untuk diri sendiri. Baru aku sadari, setelah mulai mengenal kehidupan, bahwa kita hidup tidak hanya untuk diri kita sendiri. Hidup kita harus bermanfaat, untuk aku, dia, mereka, dan kita semua. Sekarang saatnya memikirkan untuk menjadi orang yang berguna dan bermanfaat untuk orang banyak. Sedikit menyesal, sebab baru sekarang ini aku menyadari hal ini. Setelah mengenal dunia kampus yang banyak mengajarkan aku tentang kehidupan. Andai sejak dulu aku tersadar bahwa bermanfaat untuk orang lain itu adalah suatu kewjiban kita, tak perlu menunggu beberapa tahun kedepan untuk dapat berkarya.
“Nin gimana kemarin jadi ke SD Mentari gak?” tanya Raras yang memang mengetahui niatku untuk berkunjung ke SD.
“Jadi donk Ras, dan alahamdulillah, guru-guru di sana menyambut baik niatku untuk mengajar murid-murid di sana”
“Wah, bagus donk, jadi kapan mulai mengajar?”
“Hari Senin besok”
Hanya Raras yang mengetahui niatku untuk mengajar murid SD tanpa bayaran, aku melakukan ini dengan sukarela, asalkan bisa berbagi ilmu, itu sudah lebih dari cukup bagiku. Salah satu target telah terpenuhi dalam hidupku. Dalam hidup kita harus terus berkarya dan kita harus bisa menentukan, bagaimana hidup kita dimasa yang akan datang. Menjadi orang yang dinanti kedatangannya atau menjadi oarng yang dibenci keberadaannya. Hidup adalah sebuah pilihan, kita boleh berencana tetapi tetap Allah lah yang menentukan. Aku mempunyai banyak sekali target dalam hidup. Seratus diantaranya aku tuliskan pada sebuah kertas yang ketika aku telah berhasil mencapainya, akan aku coret target itu.
1. Mendapat beasiswa untuk kuliahku saat ini
2. IPK minimal 3,00 untuk semester ini
3. Mengikuti kursus bahasa Jepang di tingkat ke-2 perkuliahan
4. Mempunyai bisnis sendiri, meskipun kecil-kecilan
5. Mengikuti lomba menulis cerpen
6. Mengikuti lomba menulis puisi
7. Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah
8. Mendapatkan juara pada lomba puisi
9. Mendapatkan juara pada lomba yang telah diikuti sebelumnya
10. Mempunyai anak didik semacam murid
11. Melakukan pengabdian di masyarakat
12. Mengikuti pertukaran pelajar ke luar negeri
13. Lulus kuliah dengan IPK di atas 3,00
14. Menjadi Direktur Bank
15. Membiayai sekolah adik
16. Mengajak ayah dan ibu naik haji
17. Mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah S2
18. ……...
19. ……...
20. ………
…………..
…………..
…………..
100. Khusnul Khotimah di jalan Allah.
Masih sedikit target yang telah aku penuhi, masih beribu-ribu target yang ingin aku capai yang mungkin belum sempat aku tuliskan pada selembar kertas A4 yang aku tempel di mading dinding kamarku. Berharap siapapun yang membacanya bisa mendoakan agar 100 target itu bisa tercoret.
Hari ini akan ku mulai langkahku untuk berusaha mencapai target berikutnya. Mengikuti program pertukaran pelajar ke luar negeri. Setelah dua kali gagal mengikuti tes untuk pertukaran pelajar ke luar negeri, aku tak pernah putus asa. Aku masih terus berusaha agar target yang telah aku tuliskan dalam selembar kertas A4 di kamarku itu bisa tercoret. Semua persyaratan untuk mengikuti program pertukaran pelajar itu telah aku lengkapi, hanya satu yang masih kurang. Rekomendasi dari dosen fakultas. Sebenarnya sejak tiga hari yang lalu aku telah mengajukan surat rekomendasi itu, tetapi berhubung Dekan Fakultasku sedang ada tugas di luar kota, menyebabkan surat rekomendasi itu tertunda untuk ditandatangani.
“Hei Nin, gelisah amat, ngapain berdiri gak jelas di depan kantor Dekan?” Tigor, teman satu jurusan denganku usil bertanya.
“Lagi nunggu dekan neh Gor”
“Mau ngapain?”
“Mau minta rekomendasi untuk program pertukaran pelajar ke luar negeri itu”
“Emang maunya kemana?”
“Masih mencoba untuk beasiswa pertukaran pelajar ke Jepang”
“Wah bagus-bagus, semangat ya!”
“Ok, makasih ya, doain juga, ini ketiga kalinya aku mencoba, semoga kali ini berhasil lolos ya”
“Amin, aku pasti doain kok”
“makasih ya Tigor”
Begitu Tigor berlalu, Bapak Dekan mulai memasuki ruangan. Tampaknya beliau begitu kelelahan, raut wajahnya yang begitu lesu membuatku hampir saja berubah pikiran. Tapi aku beranikan diri untuk tetap meminta surat rekomendasi hari ini juga, sebab hari ini deadline pengumpulan aplikasi untuk bisa mengikuti beasiswa pertukaran pelajar itu.
“Selamat siang Bapak” Aku beranikan diri untuk memulai menyapa beliau.
“ Siang, silahkan duduk”
“terimakasih Pak”
Di luar dugaan ternyata Pak Gatot,dekan fakultasku menyambut dengan sangat ramah, meskipun tampaknya beliau sangat lelah setelah bertugas dari luar kota. Tidak begitu panjang lebar penjelasan maksud kedatanganku ini, sebab aku tahu kondisi seperti ini tidak memungkinkan untuk sedikit berbasa-basi. Mengalir lancar seperti air, Pak Tigor begitu mudahnya memberikan surat rekomendasi itu. Alhamdulillah, ucap syukur pada Allah yang selalu memudahkan jalanku. Semua persyaratan pun lengkap, dan langsung aku kirim. Kini tinggal menunggu saat pengumuman selanjutnya.
***
“Selamat pagi, benar ini dengan Nina Dwi Cahya putri?”
“Iya benar, maaf ini siapa ya?”
“Selamat mbak Nina, Anda lolos seleksi beasiswa pertukaran pelajar ke Jepang selama 3 bulan”
“Hah??? Benar Nina Dwi Cahya Putri Pak?gak salah kan?”
“iya benar mbak, infomasi selengkapnya silahkan datang ke kantor besok pagi jam 9 ya mbak”
Belum pernah terpikirkan sebelumnya, akhirnya setelah 3 kali mencoba mengirim aplikasi untuk mengikuti pertukaran pelajar ke luar negeri, kali ini aku berhasil dan yang lebih menyenangkan adalah tujuan pertukaran pelajar yang aku dapat adalah ke Jepang. Negara yang ingin aku kunjungi, dan aku tuliskan dalam 100 target. Tak ada kata yang bisa mengungkapkan kegembiraanku. Lelah akibat tugas kuliah yang menumpuk telah terlupakan dengan anugerah Tuhan yang amat indah ini. Segera aku beritahukan orang tuaku. Ada kepuasan tersendiri saat melihat ayah dan ibu meneteskan air mata kebahagian. Rona wajah yang menampakkan kebanggan terpancar dari keduanya. Bahagia rasanya, saat tangan ini mulai mencoret 1 target lagi di dinding kamar. Belum separuh perjalananku mencapai seratus target tertulis yang belum sempat tercoret sepenuhnya. Setiap detik dalam hidup akan ku buat berguna, itu janjiku. Selalu sadar bahwa kita hidup di dunia ini tak pernah sendiri, kita tak pernah lepas dengan orang-orang di sekitar kita. Sekarang bagaimana caranya agar hidup kita menjadi lebih berarti baik untuk Agama, Negara, keluarga, dan masyarakat. Pencapaian yang telah aku tempuh selama ini, hingga akhirnya sebagian target dari 100 target itu berhasil aku coret adalah langkah awal untuk menuju kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Aku yakin dan harus yakin, bahwa suatu saat nanti akan tercipta 100 coretan target di dinding kamarku, yang akan membuat aku bangga terhadap diriku sendiri. Tidak hanya itu, akan aku buat orang-orang yang berada di sampingku merasa bangga memilikiku. Bimbinglah aku ya Allah, agar bisa terus berjuang di jalan-Mu, dan terus berkarya untuk-Mu.




∞∞∞∞∞∞∞∞∞

1 komentar:

  1. menarik dan inspiratif, salam kenal jangan lupa berkunjung ke blog www.turmuzitur.blogspot.com

    BalasHapus